Dina Mariana1
Pemberdayaan seringkali melekat pada perempuan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal atau yang engembangkan usaha ekonomi dengan skala kecil. Berbagai program pemberdayaan pun dirancang oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengatasi persoalan kemiskinan yang masih menjadi masalah besar bagi bangsa ini. Tidak sedikit skema program penanggulangan kemiskinan yang mengedepankan upaya pemberdayaan perempuan dengan sasaran utama adalah perempuan yang berasal dari keluarga miskin.
Salah satu program yang juga identik dengan upaya pemberdayaan perempuan adalah kegiatan Simpan Pinjam untuk perempuan (SPP) yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). SPP mulai dikenalkan pada tahun 2007, dimana kegiatan ini bertujuan untuk mendorong berkembangnya usaha ekonomi produktif perempuan dengan memberikan bantuan pinjaman modal. SPP selama ini seringkali menjadi success story dari PNPM, terutama terkait dengan omset yang dimiliki oleh kelompok dengan nilai yang fantastis.
Tulisan ini mencoba untuk melihat lebih jauh cerita dibalik omset besar yang dihasilkan dari kegiatan SPP, utamanya yang terjadi di dua desa pesisir dengan karakter budaya yang berbeda, yaitu di pesisir Jawa dan pesisir Kalimantan. Desa Girikarto yang terletak di Kabupaten Gunungkidul dan Desa Kersik di Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki banyak cerita menarik seputar pelaksanaan kegiatan SPP. Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Perempuan dalam rangka peningkatan kesejahteraan yang menjadi tujuan dari PNPM dalam perjalanannya memang tidak cukup mampu mendorong perempuan lebih berdaya, baik secara ekonomi, politik maupun sosial. Lebih jauh dari itu, beberapa dampak yang cukup serius justru lahir dari adanya kebijakan ini, seperti potensi terjadinya konflik atau kompetisi perempuan di tingkat lokal.
Posisi, kondisi bahkan relasi perempuan pun tidak banyak berubah, sehingga dengan kata lain, dampak dari upaya pemberdayaan pun tidak cukup dirasakan oleh kaum perempuan yang ada di desa pesisir. Kehidupan mereka masih cenderung sama dengan sebelum adanya kebijakan ini. Cerita sukses
mungkin hanya milik segelintir individu/kelompok serta UPK yang berhasil menghitung omset dari kegiatan SPP dengan nilai hingga milyaran rupiah.
mungkin hanya milik segelintir individu/kelompok serta UPK yang berhasil menghitung omset dari kegiatan SPP dengan nilai hingga milyaran rupiah.
Kata kunci: Perempuan, SPP dan Pemberdayaan
1 Penulis adalah Staf Peneliti IRE Yogyakarta