Lompat ke konten

Persembahan Perempuan untuk Desa

  • oleh
 Sampul Persembahan Perempuan_cvrt14

Belajar Dari Kisah
Gerakan Perempuan Lokal

BEGITU banyak kisah berserak terkait gerakan perempuan dalam memperjuangkan keadilan gender. Bukan saja terekam dalam narasi global, atau dinamika politik perempuan di level nasional. Namun, kita dapat cermati dan perhatikan peran aktif kaum perempuan dalam ragam bentuk di aras lokal. Kisah ketangguhan perempuan beraktivitas ekonomi, pemberdayaan sosial, peran politik, atau kreasi budaya begitu banyak dilakoninya.

Rangkaian fakta dan pengalaman dikomunitas menunjukkan, bahwa mereka adalah subjek-subjek berdaya dalam menyiasati arus perubahan, yang telah membuktikan dirinya berprestasi tidak kalah dengan kaum laki-laki. Penekanan “tidak kalah” ini penting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini, masih saja menyimpan praktik penindasan atas nama budaya. Sekalipun begitu dinamis dan cenderung secara bertahap berubah.

Kita memang akui, sejak era reformasi yang mendorong demokratisasi, suasana politik memberikan sinyal positif. Perempuan kian berkesempatan untuk terlibat aktif di area publik, di bidang apapun. Tidak ada alasan bagi siapa saja untuk melakukan diskriminasi, karena spirit keadilan gender telah mengilhami demokrasi Indonesia. Dalam bidang politik misalnya, pemilu dan parpol telah diafirmasi dengan konsep kuota 30% sebagai syarat kekuasaan yang adil gender.
Itupun tidak cukup. Negara telah juga mengharuskan agar tata kelembagaan pemerintahan sensitif pada isu keadilan gender. Cerminan nyata komitmen itu diantaranya adalah terbentuknya Kementrian Pembedayaan Perempuan di tingkat nasional sampai daerah-daerah yang masuk dalam dinas-dinas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dari propinsi sampai kabupaten/ kota. Lalu kita kenal Komnas Perempuan yang berfungsi mengadvokasi kebijakan strategis agar mengupayakan perlindungan perempuan dan memberdayakan mereka dalam kegiatan-kegiatan strategis, bahkan melakukan edukasi sosial. Begitu pula ragam regulasi dan kebijakan pembangunan yang sebagian besar ada upaya mainstreaming keadilan gender. Lepas dari segala keterbatasan implementasinya, namun komitmen dan arah perubahan itu begitu penting dicatat sebagai bentuk kemajuan dibanding era-era dulu jaman orde baru. Bahkan dunia pendidikan, mulai dari pendekatan pembelajaran atau metode yang dipakai, materi atau kontennya, serta kultur yang dibangun senantiasa sensitif pada keadilan gender.

 

Arie Sujito

Download Buku Persembahan Perempuan untuk Desa

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.