Penggalan verbati m dari keluarga Karini dan La Ani membawa pesan keluarga miskin di desa-desa pelosok Buton Utara. Mereka menghadapi banyak kendala untuk meningkatkan kualitas hidup. Rendahnya pendapatan keluarga, keti adaan tabungan kesehatan (saving), sulitnya akses pada fasilitas kesehatan sampai ketiadaan bantuan pemerintah merupakan seabrek persoalan yang melingkupi kehidupan keseharian mereka. Keti ka suami Karini yang mulai merenta jatuh sakit, Karini pun tidak bisa berbuat banyak. Karena ti dak memiliki tabungan, Karini tak kuasa membawa suaminya ke rumah sakit. Beruntung Karini masih memiliki anak yang sudah bekerja di Kalimantan dan mau menyisihkan sebagian pendapatanya
untuk biaya berobat ayahnya di Kendari. Lain lagi dengan keluarga La Ani, kesehariannya sebagai petani rumput laut, kehidupan ekonominya bergantung pada dinamika pasar.
Ketika permintaan pasar rumput laut turun sangat mungkin pendapatannya pun turun. Belum lagi, penguasaan pasar yang didominasi para tengkulak di Baubau, sulit baginya untuk membangun kemandirian
usaha rumput lautnya. Untuk menggenjot kapasitas produksi rumput laut, ia mencoba mengakses modal di Bank. Tapi tingkat pengetahuannya yang rendah serta keti adaan aset berharga yang bisa dijadikan agunan pinjaman, akhirnya meminjam pada renteneer menjadi pilihannya.