Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan cukup berimbang, baik secara global maupun nasional. Namun demikian, jumlah perempuan yang duduk di posisi pengambilan kebijakan publik masih sangat sedikit dibandingkan laki-laki, baik di sektor formal maupun informal. Demikian juga dampak pembangunan, seperti di bidang pendidikan dan kesehatan, masih timpang dirasakan oleh perempuan. Di Kabupaten Belu, jumlah perempuan yang duduk di posisi pengambilan kebijakan relatif lebih baik, dibanding kabupaten lain di Provinsi NTT. Sayangnya, hal itu belum mengubah ketimpangan dampak pembangunan bagi perempuan.
Paper ini mempelajari latar belakang sumberdaya, kekuatan, dan tantangan empat orang pemimpin perempuan di komunitas pedesaan di Kabupaten Belu. Selain itu, paper ini juga akan melihat bagaimana kepemimpinan mereka berdampak pada kesetaraan gender di wilayahnya. Terungkap bahwa pemimpin perempuan, dengan latar belakang yang berbeda-beda, cenderung dapat memastikan program pembangunan menuju pada kesetaraan gender. Walaupun cakupan kegiatan dan program masih terbatas, serta belum didukung dengan pemahaman dan kapasitas yang cukup. Paper ini merekomendasikan kebijakan yang mendukung kepemimpinan perempuan dan peningkatan kapasitas perempuan untuk mencapai kesetaraan.