Lompat ke konten

Keistimewaan Yogya

Januari kemarin, diskusi di IRE dihadiri oleh pak Busro Muqodas, salah satu komisioner di KPK. Dan kemudian pada bula Februari, ada pak Arif Rozak, yang kebetulan sedang berkunjung ke Indonesia untuk mempromosikan bukunya tentang Tan Malaka. Dan hari ini kita mengangkat isu tentang keistimewaan.

Informasi
Mengumumkan peserta terkait diskusi di café nusantara pada Jum’at malam jam 18.30. IRE akan mengadakan launching buku hasil riset tentang DPD. Untuk 100 orang yang datang akan mendapatkan buku gratis.
Pada diskusi ini membahas tentang tema yang sudah mulai meredup di DIY yaitu tentang prospek keistimewaan yogyakarta, pasca pengesahan UUK.
Ada 5 hal yang diatur dalam UUK tersebut. Tetapi yang berkembang dimasyarakat itu lebih dari apa yang tertera dalam UUK. 5 ha ini: jabatan gubernur dan wakil gubernur, pengaturan tata ruang, , soal pertanahan, soal kelembagaan, dan soal kebudayaan.
Dalam 5 hal itu, yang paling terlihat adalah pengisian jabatan gubernur dan wakilnya melalui penetapan. Dan 4 hal lain belum jelas, ada harapan 4 hal ini akan membuat Yogyakarta yang lebih istimewa dari daerah-daerah lain.
Dalam perjalan bagaimana Yogyakarta menjadi istimewa. Untuk penjelasannya, mengundang 3 orang pemantik diskusi. Yang pertama mas Agung Kurniawan, atau bisa dipanggil Agung Leak. Budayawan ikut menjadi pelopor dalam gerakan mencari Haryadi, karena kegelisahan kota Yogyakarta seperti tidak ada kepemimpinan. Dan mengisisiasi membuat gerakan mencari hariyadi dan mendukung gerakan gerakan jogja ora didol. Karena kegelisahan terkait pengalihan fungsi tanah.
Yang kedua, mas Krisnasi Setiawan, aktif di Sekber Keistimewaan Jogja, dan menjadi sekjen FORMAIS. Yang akan bercerita banyak harapan tentang keistimewaan, apakah harapan itu sudah terlihat sekarang? Lalu bagaimana yang harus diperbaiki kedepan terkait keistimewaan jogja.
Yang ketiga ini mas zainal anwar, peneliti ire yang menjadi manager cluster governance dan policy reform. Ada 3 cluster di IRE: governance dan policy reform, deepening democration, dan community development and empowerment.
Untuk mempersingkat waktu, saya persilahkan mas krisnadi untuk menyampaikan. Nanti ketika ada pandangan2 kritis, jangan kemudian memberi setigma negatif, tapi kita semua ini ingin Jogja menjadi lebih baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.