Lompat ke konten

Flamma edisi 34 : CSR Pro Poor

  • oleh
Flamma edisi 34 : CSR Pro PoorSebagian besar anak bangsa ini berharap negara pemerintah mampu memainkan peran  yang  besar  dalam  mengatasipersoalan kemiskinan. Harapan ini begitu lekat dalam benak setiap orang karenabegitulah tanggung jawab normatif negara sebagaimana tertuang dalam konstitusi. Sayangnya, negara makin kehilangan peran  pentingnya  untuk  mengatasi  persoalan ini. Jangankan menanggulangi ke miskinan, menyediakan data akurat tentang jumlah orang miskin by name dan by address saja, sejauh ini, pemerintah pusat belum punya kepastian data.

Lalu,  bagaimana  dengan  pemerintah  daerah?  Seorang  mantan  Bupati di salah satu Kabupaten di Yogyakarta    dalam    suatu    kesempatandiskusi   pernah mengatakan,”kalaubertanya    kepada    Bappeda    berapajumlah orang miskin di wilayahnya,jawabannya  pasti  tidak  tahu.  Begitu juga   kalau   bertanya   kepada   Dinas Kesehatan,  berapa  jumlah  ibu  hamilyang  mengalami  kerentanan  sehingga   potensial   jika   melahirkan   akanmengalami  kematian,  jawaban  pasti tidak tahu juga”.

Realitas   semacam   ini   menandakan    betapa    pentingnya    kerjasama multipihak  untuk  mengatasi  persoalan kemiskinan yang dari tahun ketahun terus meningkat, setidaknya jikadilihat dari jumlah para pencari kerjadari desa yang ke kota dan juga mancanegara  sebagai  TKI.  Negara pemerintah tidak bisa lagi bekerja sendirian, ia  perlu  mensinergikan  programnya dengan  jejaring  pasar perusahaan yang memiliki program Corporate Social  Responsibility  (CSR)  dan  juga  organisasi masyarakat sipil. Ketiganya memiliki potensi untuk saling mengisi keterbatasanyang dimiliki, dengan bersinergi dimungkinkan lebih menghasilkan capaian yang lebih nyata untuk mempercepat penanggulangan   kemiskinan   di   pedesaan   dan perkotaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.