Lompat ke konten

Diskusi Bulanan IRE Pilkada dan Pembangunan Kota Yogyakarta

  • oleh

poster-diskusi-31-okt-2016-rev
TOR

Diskusi Bulanan IRE

Pilkada dan Pembangunan Kota Yogyakarta

Yogyakarta, 31 Oktober 2016

Industri pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman berkembang pesat. Jumlah kunjungan wisata ke DIY selama periode 2005-2012 cukup fluktuatif. Data tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,536 juta, terdiri dari 3,398 juta wisatawan domestik dan 148,5 ribu wisatawan asing. Jumlah wisatawan domestik jauh lebih dominan dengan porsi sekitar 95,81 persen. Sementara, proporsi wisatawan asing hanya 4,19 persen.

Data di atas menunjukkan kunjungan wisatawan ke DIY relative tinggi. Dan karenanya dibutuhkan hunian untuk menampung para wisatawan. Bisnis perhotelan menjadi menjamur merespons kebutuhan tersebut. Data Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) pada tahun 2013 terdapat 1.160 hotel di wilayah DIY, yang terdiri dari 60 hotel berbintang dengan lebih dari 6.000 kamar, dan 1.100 hotel kelas melati dengan 12.660 kamar. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik DIY, jumlah hotel di Yogyakarta sampai awal 2013 mencapai 401 unit, terdiri dari 39 hotel berbintang dan 362 hotel non bintang.

Secara ekologis, pesatnya pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman pasti akan berdampak secara luas. Yang akhir-akhir ini paling dirasakan oleh masyaraat adalah kebutuhan air bersih. Beralihnya fungsi lahan dari tanah pertanian menjadi kawasan hunian/hotel secara jangka panjang pasti juga akan berpengaruh terhadap produksi pangan yang dihasilkan dari sector pertanian.

Narasi di atas adalah sekedar contoh betapa pembangunan yang sekarang ini marak di Kota Yogyakarta dan Sleman memiliki potensi masalah di masa depan.

Kota Yogyakarta akan melakukan Pilkada di 2017. Pilkada menjadi arena menarik bagi masyarakat di Yogya untuk melihat calon-calon pemimpin tentang visi dan misinya dalam memimpin kota Yogya. Yogya membutuhkan rencana tata kota yang ramah lingkungan dan peka terhadap permasalahan sosial. Selain itu sebagai kota yang terkenal dengan kota budaya sudah seharusnya pembangunan di kota Yogya menggunakan pendekatan budaya, budaya jangan diartikan hanya sebatas pada menampilkan ikon-ikon jawa tapi seharusnya pembangunan sesuai dengan nilai-nilai budaya jawa yang dipegang teguh oleh masyarakat Yogya.

Diskusi kali ini membahas moment pilkada bisa dijadikan “pintu masuk” untuk membenahi pembangunan Yogyakarta menjadi kota yang budaya pada arti yang sebenarnya bukan hanya sekedar lambang-lambang budaya.

Tujuan

Diskusi kali ini bertujuan :

    1. Menghimpun berbagai tantangan pembangunan di Kota Yogyakarta
    2. Memberikan masukan kepada calon walikota dan wakil walikota tentang agenda pembangunan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan di Kota Yogyakarta
    3. Mengajak masyarakat Kota Yogya untuk ikut aktif memberikan masukan tentang pembangunan kota ke depan.

Pembicara.

1. Haryadi Suyuti (Calon Walikota Yogya)

2. Imam Priyono (Calon Walikota Yogya) *

3. Elanto Wijayanto (Combine)

4. Titok Hariyanto (Peneliti IRE)

Waktu dan Tempat

Diskusi diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal    : Senin, 31 Oktober 2016

Jam                  : 14.00 – 17.30 WIB

Tempat           : Joglo Winasis IRE

Palagan Tentara Pelajar KM. 9.5 Rt 01/RW 09 Ngaglik Sleman

Yogyakarta 55581 Telp: 0274-867686, Email: office@ireyogya.org

 

Keterangan :

* Dalam Konfirmasi

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.