Apa yang terjadi dengan tragedi kemanusian di Mesuji, Kebumen, Kulonprogo maupun Bima beberapa waktu lalu, merupakan serangkaian contoh dampak keti dakberesan negara dalam mengatur kekayaan agraria nasional. Sumber-sumber daya alam penti ng yang mempunyai nilai strategis untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat malah menyengsarakan masyarakat desa. Masyarakat Mesuji harusberhadapan denganĀ kebijakan negara yang memberi konsesi berlebihan kepada perusahaan perkebunan. Petani Urut Sewu di Kebumen terancam kehilangan aset tanah mereka karena kebijakan sepihak TNI yang mencaplok tanah ulayat dan tanah masyarakat desa untuk industri penambangan pasir besi dengan menumpang kebijakan tata ruang dan argumentasi sebagai pusat lati han tempur TNI. Demikian pula dengan masyarakat Bima yang lebih memilih mempertahankan hutan merega sebagai cagar alam daripada merelakannya menjadi area
produksi tambang. Karenanya mereka rela berhadapan dengan alat negara (TNI dan POLRI), demi mempertahankan kedaulatan mereka atas potensi agraria.
Borni Kurniawan