Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi krisis pangan adalah mencanangkan Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010. Bagi pemerintah, ketahanan pangan pada tataran nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada opti masi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya domesti k. (Departemen Pertanian, 2005). Tetapi,rencana ini ternyata tak menjamin ketahanan pangan Indonesia, fluktuasi produksi pangan terus terjadi. Data BPS yang diumumkan November 2011 menyebutkan bahwa produksi padi tahun 2011 diperkirakan 65,4 juta ton gabah kering giling atau turun 1,63% dibanding produksi padi tahun 2010 yang tercatat 66,4 persen. Produksi jagung juga turun 6% menjadi 17,2 juta ton, sehingga para pelaku ekonomi pakan ternak masih harus mengimpor jagung sampai mendekati 2 juta ton. Produksi kedelai turun 4 % menjadi 870 ribu ton, sangat jauh untuk memenuhi konsumsi kedelai 2,5 juta ton. (Bustanul Arifi n, 2011). Puncak dari kelangkaan kedelai ini terjadi pada pertengahan tahun 2012 yang mengakibatkan mahalnya harga kedelai sehingga beberapa industri kecil tahu dan tempe menghenti kan produksinya.
Krisdyatmiko