Lompat ke konten

Belajar dari Desa untuk Ketahanan Pangan

Kekhawati ran akan kerawanan pangan telah lama disampaikan Thomas Robert Malthus pada tahun 1798. Saat itu, Malthus menyatakan bahwa penduduk dunia cenderung tumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memproduksi makanan untuk menjaga eksistensi manusia. (Hart, 1978). Sunday Herald, sebuah media internasional berpengaruh, juga mencatat bahwa krisis pangan tahun 2008 menjadi krisis global terbesar abad ke-21 yang menimpa 36 negara di dunia, termasuk Indonesia. Krisis pangan ditandai dengan makin melemahnya aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan, salah satunya akibat harga pangan yang terus meningkat. (Krisdyatmiko, (Ed.), 2010).

Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi krisis pangan adalah mencanangkan Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010. Bagi pemerintah, ketahanan pangan pada tataran nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada opti masi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya domesti k. (Departemen Pertanian, 2005). Tetapi,rencana ini ternyata tak menjamin ketahanan pangan Indonesia, fluktuasi produksi pangan terus terjadi. Data BPS yang diumumkan November 2011 menyebutkan bahwa produksi padi tahun 2011 diperkirakan 65,4 juta ton gabah kering giling atau turun 1,63% dibanding produksi padi tahun 2010 yang tercatat 66,4 persen. Produksi jagung juga turun 6% menjadi 17,2 juta ton, sehingga para pelaku ekonomi pakan ternak masih harus mengimpor jagung sampai mendekati 2 juta ton. Produksi kedelai turun 4 % menjadi 870 ribu ton, sangat jauh untuk memenuhi konsumsi kedelai 2,5 juta ton. (Bustanul Arifi n, 2011). Puncak dari kelangkaan kedelai ini terjadi pada pertengahan tahun 2012 yang mengakibatkan mahalnya harga kedelai sehingga beberapa industri kecil tahu dan tempe menghenti kan produksinya.

 

Krisdyatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.